Sunday

GREEN BUILDING


Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat.
Semua pihak yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang berwawasan lingkungan (green building).
Konsep green building sebenarnya telah mengemuka sejak dua dekade belakangan. Konsep tersebut digulirkan karena banyak bangunan atau gedung bertingkat yang lebih memprioritaskan aspek arsitektur, tanpa memerhatikan efisiensi penggunaan energi. Dengan kata lain, green building merupakan salah satu solusi bagi insan dunia properti untuk mengambil peran dalam mengurangi laju pemanasan global.
Tak satu pun gedung pencakar langit di Indonesia memiliki ciri bangunan iklim tropis, apalagi didesain dengan arsitektur khas Indonesia.

Sebaliknya, tidak mudah juga menerapkan arsitektur tropis pada gedung-gedung bertingkat tinggi di Indonesia. Hal itu karena kaca jendela di ruang gedung lantai atas harus tertutup rapat untuk mencegah masuknya tiupan angin yang keras. Akibatnya, udara di bagian dalam ruangan akan menjadi lebih pengab. Solusi yang dilakukan oleh kebanyakan pengembang adalah memasang pendingin ruangan (air conditionin)/AC).
Padahal, penggunaan pendingin ruangan yang memakai bahan pendingin (refrigen) dari CFC (khloro fluoro carbon) dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer. Akibatnya, radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi tak bisa menembus atmosfir tak terperangkap di permukaan bumi sehingga meningkatnya suhu permukaan bumi atau terjadilah pemanasan global.

Penyebab utama pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas CO2 dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer. Ketika atmosfer semakin kaya akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih banyak panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi.
Dampak pemanasan global di antaranya adalah mencairnya bongkahan-bongkahan es (glezer) di Kutub Utara. Konon, pencairan es itu sudah mencapai 10 kilometer, ozon menipis, cuaca semakin tidak teratur. Yang seharusnya musim panas, menjadi musim hujan, yang musim hujan, menjadi musim panas.
Salah satu cara untuk mengurangi pemanasan global ini adalah dengan pembangunan GREEN BUILDING (rumah hijau) atau yang sering dikenal dengan rumah ramah lingkungan.
green building adalah gedung yang dibangun dan dioperasikan dengan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang rendah. Selain itu juga memperhatikan kesehatan, kesejahteraan, serta kualitas hidup orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Istilah Green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran.
Bangunan hijau (green building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui : efisiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain ; perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja ; mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan.
      
Green building memanfaatkan material dengan prinsip “daur pakai” (reuse), “daur ulang”(recycle) dan terbuat dari bahan yang dapat diperbaharui (renewable resources);
Menciptakan lingkungan dalam bangunan dengan polutan minimal (mereduksi material yang menghasilkan emisi) dan Landscape yang mereduksi penggunaan air (menggunakan tumbuhan setempat)

Manfaat rumah hijau:

A. Manfaat Lingkungan

* meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
* memperbaiki kualitas udara
* memperbaiki kualitas air
* mereduksi limbah
* konservasi sumber daya alam

B. Manfaat Ekonomi

* Mereduksi biaya operasional
* Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
* Meningkatkan produktivitas penghuni
* Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi

C. Manfaat Sosial

* Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
* Meningkatkan kualitas estetika
* Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
* Meningkatkan kualitas hidup keseluruhan

0 comments:

Post a Comment