....................................

me and my friends

........................

............

Tuesday

SISTEM PAKAR

Sistem Pakar

Definisi
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar. Menurut Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan.
Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
Modul Penyusun Sistem Pakar
Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama (Staugaard, 1987), yaitu :
1.  Modul Penerimaan Pengetahuan Knowledge Acquisition Mode)
Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya
2.  ModulKonsultasi(ConsultationMode)
Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.
3.  Modul Penjelasan(Explanation Mode)
Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).
Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada struktur sistem pakar (Hu et al, 1987) meliputi:
1.  Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. Menurut Gondran (1986) dalam Utami (2002), basis pengetahuan merupakan representasi dari seorang pakar, yang kemudian dapat dimasukkan kedalam bahasa pemrograman khusus untuk kecerdasan buatan (misalnya PROLOG atau LISP) atau shell sistem pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS, CRYSTAL, dsb.)
2.  Mesin Inferensi (Inference Engine)
Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian.
Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.
Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua tehnik pengendalian tersebut.
3.  Basis Data (Database)
Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.
4.  Antarmuka Pemakai (User Interface)
Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai dengan sistem. Hubungan antar komponen penyusun struktur sistem pakar dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :
Teknik Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Teknik ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.
Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :
1.  Rule-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premise dan kesimpulan
2. Frame-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan frame
4.  Object-Based Knowledge
Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari obyek-obyek. Obyek adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses)
5.  Case-Base Reasoning
Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases)
(Untuk mengetahui lebih jelasnya, Anda dapat membaca buku :
•     Management Information System (J.A. O'Brien)
McGraw Hill. Arizona.USA.
McGraw Hill. Arizona.USA.
McGraw Hill. Arizona.USA.
McGraw Hill. Arizona.USA.
•     Decision Support and Expert Systems; Management Support Systems (E. Turban)
Prentice Hall. New Jersey.USA.
Prentice Hall. New Jersey.USA.
Prentice Hall. New Jersey.USA.
Prentice Hall. New Jersey.USA.
Buku-buku lain yang membahas tentang Sistem Pakar)
Sistem pakar adalah sistem yang mempekerjakan pengetahuan manusia yang ditangkap dalam komputer untuk memecahkan masalah yang biasanya membutuhkan keahlian manusia.  Adapun komponen-kompenen yang mungkin ada dalam sebuah sistem pakar adalah:
1. Subsistem akuisisi pengetahuan
2. Basis pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan penting untuk pengertian, formulasi dan pemecahan masalah.  Basis pengetahuan memasukkan dua elemen (1) fakta (facts) seperti situasi masalah dan teori dari area masalah dan (2) heuristic khusus atau rule-rule yang menghubungkan penggunaan pengetahuan untuk pemecahan masalah spesifik dalam sebuah domain khusus. Informasi dalam basis pengetahuan tergabung dalam basis pengetahuan tergabung dalam sebuah program komputer oleh proses yang disebut dengan representasi pengetahuan.
3. Mesin inferensi
4. Blackboard (Wilayah kerja)
5. User interface
Sistem pakar berisi bahasa prosesor untuk komunikasi yang bersahabat, berorientasi pada masalah antara pengguna dan komputer.  Komunikasi ini dapat secara baik dibawa oleh natural language, dan dalam beberapa kasus user interface ditambahkan dengan menu-menu dan grafik.
6. Subsistem penjelasan
7. Sistem penyaringan pengetahuan
Sedangkan konsep dasar dalam sistem pakar menurut Turban, 1993 adalah:
1. Keahlian (Expertise)
2. Pakar (Expert)
3. Transfer keahlian
4. Inferensi
5. Rule
6. Kemampuan memberikan penjelasanHYPERLINK "http://kmp.htm/" \t "right"
Akuisisi Pengetahuan 
Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi dari keahlian pemecahan masalah dari beberapa sumber pengetahuan ke program komputer untuk konstruksi atau perluasan basis pengetahuan.  Sumber-sumber pengetahuan potensial termasuk pakar manusia, textbook, database, laporan penelitian khusus, dan gambar-gambar.
Pengakuisisian pengetahuan dari pakar adalah tugas kompleks yang sering membuat kemacetan dalam konstruksi sistem pakar sehingga dibutuhkan seorang knowledge engineer untuk berinteraksi dengan satu atau lebih pakar dalam membangun basis pengetahuan.


 

Sunday

Jenis-Jenis Metode Training


Setelah rangkumnya berbagai persyaratan yang harus ditempuh seorang tenaga kerja, yang kemudian mengantarkannya menjadi seorang karyawan baru bagi perusahaannya, tahapan berikut yang cukup esensial ialah proses pelatihan terhadap tenaga kerja baru tersebut. Proses pelatihan akan menjadi titik awal bagi para karyawan dalam mendapatkan gambaran akan tindakan atau pekerjaan yang akan harus ia tempuh dikemudian hari.
Tidak hanya dilakukan pada saat-saat masa orientasi karyawan baru, proses pelatihan yang ditujukan bagi karyawan juga mencakup para karyawan senior yang mengharuskan ia untuk turut serta dalam proses pelatihan guna mengenal sekaligus memahami pekerjaan-pekerjaan baru yang akan pasti ia hadapi nantinya. Berbicara proses pelatiahan secara mendetail dan panjang lebar, tentu akan menyerap waktu yang cukup panjang, untuk itu penulis akan memberikan sedikit point penting mengenai hal-hal yang patut kita ketahui dalam proses pelatihan, yaitu tentang jenis-jenis metode yang umum digunakan dalam proses pelatiahan (Training Methode ), adapun jenis metodenya ialah sebagai berikut :
1)      Metode On The Job Training
Hampir 90% dari pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job training. Prosedur metode ini informal, observasi sederhana dan mudah serta praktis. Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang sedang bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Aspek-aspek lain dari on the job training adalah lebih formal dalam format. Pegawai senior memberikan contoh cara mengerjakan pekerjaan dan pegawai baru memperhatikannya.
Metode ini dapat pula menggunakan peta-peta, gambar-gambar, sample-sampel masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar pegawai baru dapat memahaminya dengan jelas. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan skill yang dapat dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Manfaat dari metode ini adalah peserta belajardengan perlengkapan yang nyata dan dalam limgkungan pekerjaan atau job yang jelas.
2)      Metode Vestibule atau balai
Vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang disunakan untuk tempat pelatihan bagi pegawai baru yang akan menduduki suatu pekerjaan. Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta (pegawai baru) yang dilatih dengan jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama. Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari sampai beberapa bulan dengan pengawasan instruktur, misalnya pe;atihan pekerjaan, pengetikan klerek, operator mesin.
3)      Metode Demonstrasi dan Contoh
Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian dan memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui suatu tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai mengerjakan pekerjaan yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, kaena lebih mudah menunjukkan kepada peserta cara mengerjakan suatu tugas, karena dikombinasikan dengan alat Bantu belajar seperti : gambar-gambar, teks materi, ceramah, diskusi.
4)      Metode Simulasi
Metode ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai tehnik duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode simulasi yang popular adalah permainan bisnis (bussiness games).
Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat bermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
5)      Metode Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin atau pertukangan. Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta mendapatkan bimbingan umum dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
6)      Metode Ruang Kelas
Metode ini merupakan metode training yang dilakukan di dalam kelas walaupun dapat dilakukan di area pekerjaan. Metode ruang kelas adalah kuliah, konferensi, studi kasus, bermain peran dan pengajaran berprogram (programmed instruction).
Harus kita akui bahwa kualitas yang lekatkan terhadap seorang tenaga kerja dalam proses pelatihan akan sangat mencerminkan tingkat efektifitas maupun efisiensi dari kinerja suatu perusahaan kedepannya. Tingkat efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan dapat prediksikan akan menjadi buruk jika tingkat kualitas pemahaman akan program pelatihannya pun juga buruk, begitu juga sebaliknya.
Profesionalisme seorang karyawan akan keseriusan menjalankan proses pelatihan sangat dibutuhkan demi tercapainya target-target organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya. Dan sejatinya dengan cukup tersedianya berbagi pilihan seorang manajer ataupun perusahaan dalam menggunakan metode pelatihan (Training Methode )yang akan dipilihnya, setidaknya akan memberikan opsi menguntungkan daripada manajer maupun perusahaan yang bersangkutan dalam mengaplikasikan metode terbaik yang memang layak mereka gunakan.
7)      Magang / Apprenticeship Training
Magang adalah suatu pembekalan pegawa baru dengan cara belajar langsung dengan senior dan diawasi oleh para pakar atau ahlinya. Untuk mendapatkan skill yang sama dengan masternya dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama.


8)      Learning By Doing / On The Job Training / Bekerja Sambil Belajar
On the job training adalah suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja / transfer knowledge dan para karyawan senior ke junior. Pelatihan ini langsung menerjunkan pegawai baru bekerja sesuai dengan job description / jobdesc masing-masing di bawah supervisi / pengawasan penyelia atau karyawan senior.
9)      VestibuleTraining
Vestibule training adalah memberikan pelatihan semacam kursus yang dijalankan di luar lingkungan kerja. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan pada kursus tersebut tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang nantinya akan digeluti oleh para peserta.

Referensi : “Seri Diktat Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi , Universitas Sumatera Utara Medan

Wednesday

Pengertian DFM,DFA FMEA


·           Apa DFM?
DFM adalah desain produk mempertimbangkan persyaratan manufaktur
DFM adalah langkah pertama dimana pendekatan tim diambil untuk mengembangkan produk
DFM adalah payung yang meliputi berbagai alat dan teknik untuk mencapai produk manufacturable
Mengapa DFM?
Pengembangan yang lebih rendah biaya
Lebih pendek waktu pengembangan
Lebih cepat manufaktur awal membangun
Lebih rendah perakitan dan biaya tes
tinggi kualitas
·           Bagaimana semua bagian cocok bersama-sama?
Tujuan DFM adalah untuk mengidentifikasi konsep produk yang mudah untuk memproduksi
Fokus pada desain komponen untuk kemudahan pembuatan dan perakitan
Mengintegrasikan manufaktur untuk memastikan pertandingan terbaik dari kebutuhan dan persyaratan.
DFM dalam industri biasanya dibagi menjadi 2 kegiatan utama:
Sebuah tim yang akan bertanggung jawab untuk pengembangan produk dan pengiriman. (Tim lintas fungsional: ME, EE, MFG, CE, PE, Kualitas.)
Alat dan metode untuk mengaktifkan DFM yang memastikan desain tersebut memenuhi tujuan.
·           DFM Typical Approach
Pengembangan Produk Proses
DESAIN konseptual dan pengembangan
Optimasi produk, UJI
ALAT BUILD (kemudahan perakitan)
PELUNCURAN, ramp, kapal, dan memberikan
produk Tim
Produk persyaratan dan kiriman
Kolaborasi lintas fungsional tim (ME, EE, MFG, Test, Kualitas, dll). Bukan "dirancang dalam ruang hampa"
Menggunakan alat DFM dan metode
·         Tools and Methodologies

Design For Assembly (DFA), (IBM experience)
Tujuan dari desain untuk perakitan (DFA) adalah untuk menyederhanakan produk sehingga biaya perakitan berkurang. Namun, konsekuensi penerapan DFA biasanya termasuk peningkatan kualitas dan kehandalan, dan pengurangan peralatan produksi dan persediaan bagian. Manfaat-manfaat ini sekunder sering lebih besar daripada pengurangan biaya dalam perakitan.

Ringkasan Pedoman DFA
Minimalkan jumlah bagian
Standarisasi dan digunakan sebagai bagian umum sebanyak mungkin
Desain bagian untuk kemudahan fabrikasi (menggunakan coran tanpa mesin dan stamping tanpa tikungan)
Minimalkan jumlah pesawat perakitan (Z-axis)
Gunakan pemotong standar, latihan, peralatan
Hindari lubang kecil (keripik, kelurusan, puing-puing)
Gunakan datum yang umum untuk perlengkapan perkakas
Minimalkan arah perakitan
Maksimalkan kepatuhan; desain untuk perakitan
Minimalkan penanganan
Hilangkan penyesuaian
Gunakan berulang, proses dipahami dengan baik
Desain bagian untuk pengujian efisien
Hindari fitur tersembunyi
Gunakan fitur Halaman
Memasukkan simetri sumbu di kedua
Hindari desain yang akan kusut.
Desain bagian yang menyesuaikan diri

Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), (Sun example)
FMEA (Failure Mode dan Analisis Efek)
Metode untuk menganalisis penyebab dan dampak dari kegagalan.
Ikhtisar desain dan rakitan paling mungkin menyebabkan kegagalan.
Membantu mengidentifikasi dan memprioritaskan tindakan perbaikan
Mengindikasikan di mana perbaikan yang paling dalam hal keparahan, frekuensi pendeteksian, dan dapat dibuat.
Banyak digunakan teknik manufaktur (Mil standar, SAE, ANSI Specs)
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis) didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi tiga hal, yaitu :
·         Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses selama siklus hidupnya,
·         Efek dari kegagalan tersebut,
·         Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk, dan proses.
FMEA merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa keandalan suatu sistem dan penyebab kegagalannya untuk mencapai persyaratan keandalan dan keamanan sistem, desain dan proses dengan memberikan informasi dasar mengenai prediksi keandalan sistem, desain, dan proses. Terdapat lima tipe FMEA yang bisa diterapkan dalam sebuah industri manufaktur, yaitu :
·         System, berfokus pada fungsi sistem secara global
·         Design, berfokus pada desain produk
·         Process, berfokus pada proses produksi, dan perakitan
·         Service, berfokus pada fungsi jasa
·         Software, berfokus pada fungsi software
Berikut ini adalah tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan penerapan FMEA:
·         Untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan tingkat keparahan efeknya
·         Untuk mengidentifikasi karakteristik kritis dan karakteristik signifikan
·         Untuk mengurutkan pesanan desain potensial dan defisiensi proses
·         Untuk membantu fokus engineer dalam mengurangi perhatian terhadap produk dan proses, dan membentu mencegah timbulnya permasalahan.
Dari penerapan FMEA pada perusahaan, maka akan dapat diperoleh keuntungan – keuntungan yang sangat bermanfaat untuk perusahaan, (Ford Motor Company, 1992) antara lain:
·         Meningkatkan kualitas, keandalan, dan keamanan produk
·         Membantu meningkatkan kepuasan pelanggan
·         Meningkatkan citra baik dan daya saing perusahaan
·         Menurangi waktu dan biaya pengembangan produk
·         Memperkirakan tindakan dan dokumen yang dapat menguangi resiko
Sedangkan manfaat khusus dari Process FMEA bagi perusahaan adalah:
·         Membantu menganalisis proses manufaktur baru.
·         Meningkatkan pemahaman bahwa kegagalan potensial pada proses manufaktur harus dipertimbangkan.
·         Mengidentifikasi defisiensi proses, sehingga para engineer dapat berfokus pada pengendalian untuk mengurangi munculnya produksi yang menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau pada metode untuk meningkatkan deteksi pada produk yang tidak sesuai tersebut.
·         Menetapkan prioritas untuk tindakan perbaikan pada proses.
·         Menyediakan dokumen yang lengkap tentang perubahan proses untuk memandu pengembangan proses manufaktur atau perakitan di masa datang.
Output dari Process FMEA adalah:
·         Daftar mode kegagalan yang potensial pada proses.
·         Daftar critical characteristic dan significant characteristic.
·         Daftar tindakan yang direkomendasikan untuk menghilangkan penyebab munculnya mode kegagalan atau untuk mengurangi tingkat kejadiannya dan untuk meningkatkan deteksi terhadap produk cacat bila kapabilitas proses tidak dapat ditingkatkan.



Monday

DATABASE SEBAGAI SISTEM YANG DIGUNAKAN UNTUK KEMUDAHAN DALAM MELAKUKAN MANAJEMEN INFORMASI DAN MANAJEMEN DATA DALAM DUNIA BISNIS

                Pengenalan Database
1.1              Pengertian Database
Database mempunyai beberapa pengertian yang digunakan sebagai dasar untuk memahami cara penggunaan dan dasar pembuatan dari sistem tersebut antara lain.
a.         Database merupakan suatu kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari data yang disimpan tersebut.
b.        Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan. Hubungan antar data dapat ditunjukan dengan adanya field/kolom kunci dari tiap file/tabel yang ada. Dalam satu file atau tabel terdapat rekaman-rekaman yang sejenis, sama besar, sama bentuk, dan merupakan satu kumpulan entity/entitas yang seragam.
c.         Database adalah kumpulan suatu data yang disimpan secara bersama - sama pada suatu media, tanpa adanya suatu bentuk data yang sama antara satu dengan yang lain, sehingga mudah untuk digunakan kembali, dan dapat digunakan oleh suatu program aplikasi secara optimal. Data disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga apabila ada penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

1.2              Teknologi Database
Dalam perkembangannya analisa dan desain sistem informasi teknologi database dibagi menjadi dua aspek pokok penting yaitu Data Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD).
1.2.1    Data Flow Diagram (DFD)
            Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari flow data di suatu system informasi. Tujuan dari dibuatnya Data Flow Diagram (DFD) adalah untuk memudahkan penggambaran dari suatu system yang ada secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut mengair atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan.
Keuntungan dari Data Flow Diagram (DFD) adalah.
a.      Dapat menggambarkan system secara terstruktur dengan memecah-mecah proses menjadi level yang lebih rendah (decomposition).
b.      Dapat menunjukkan arah data pada system.
c.       Dapat menggambarkan system parallel.
d.      Dapat menunjukkan simpanan data.
e.       Dapat menunjukkan kesatuan luar.
Kekurangan dari Data Flow Diagram (DFD) adalah.
a.      Tidak menunjukkan proses perulangan (loop).
b.      Tidak menunjukkan proses keputusan (decision).
c.       Tidak menunjukkan proses perhitungan.
Bentuk-bentuk dari Data Flow Diagram (DFD) adalah sebagai berikut.
a.      Physical DFD
Physical DFD adalah DFD yang menekankan bagaimana proses dari suatu system diterapkan. Bentuk DFD ini digunakan untuk menggambarkan suatu system yang ada. Keuntungan dari bentuk DFD ini adalah proses suatu system yang ada akan lebih dapat digambarkan dengan jelas dan dapat dikomunikasikan dengan lebih mudah kepada pemakai system atau user sehingga akan mempermudah programmer di dalam menganalisis system maupun memperoleh gambaran yang jelas.
b.      Logical DFD
Logical DFD adalah DFD yang menekankan proses-proses apa saja yang dibutuhkan suatu system. Bentuk ini digunakan untuk menggambarkan suatu system baru yang dikembangkan secara logika dengan penerapan secara fisik. Keuntungan dari bentuk ini adalah penghematan waktu didalam penggambaran diagramnya, karena system yang akan diusulkan belum tentu diterima oleh pemakai system atau user. Biasanya pendesain system juga akan mengusulkan beberapa alternative system baru.
2.1.2    Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah diagram yang dipakai untuk mendokumentasikan data-data yang ada dengan cara mengidentifikasi tiap jenis entitas (entity) beserta hubungannya (relationship). Etode ini digunakan untuk menjelaskan suatu skema database. Terdapat dua macam ERD, yaitu conceptual ERD dan physical ERD. Beberapa elemen yang ada di dalam Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebagai berikut.
a.      Entity / Entitas
Entitas merupakan objek yang dapat bersifat fisik atau bersifat konsep dan dapat dibedakan satu dengan yang lainnya berdasarkan attribute yang dimilikinya. Suatu entitas disebut juga dengan file.
b.      Relationship
Relationship adalah hubungan antara dua entitas atau lebih. Tiga jenis relationship yaitu Obligatory, Non-obligatory, dan Dependency
·         Obligatory, obligatory dapat disebut juga mandatory. Obligatory adalah keadaan dimana semua anggota dari semua entitas harus berpartisipasi atau memiliki hubungan dengan etitas yang lain.
·         Non-obligatory, non-obligatory adalah keadaan dimana tidak semua anggota dari suatu entitas harus berpartisipasi atau memiliki hubungan dengan entitas yang lain.
·         Dependency, dependency adalah suatu keadaan diman syatu entitas didefinisikan secara sebagian (partial) oleh entitas lainnya. Agar terjadi hubungan ini, setiap entitas harus memiliki suatu identifier.
c.       Attribute
Attribute adalah informasi singkat atau karakteristik yang terdapat didalam sebuah entitas.
d.      Cardinality
Cardinality digunakan untuk menandai sebuah entitas yang muncul dalam relasi dengan entitas lainnya.

1.3              Software Database
Beberapa macam software database yang digunakan sebagai penunjang menejemen informasi dan menejemen data adalah sebagai berikut.

1.3.1        MySQL
MySQL merupakan salah satu perangkat lunak sistem manajemen basis data (database management system) atau DBMS yang menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language). Dimana MySQL mampu untuk melakukan banyak eksekusi perintah query dalam satu permintaan (multithread), baik itu menerima dan mengirimkan data. MySQL juga multi-user dalam arti dapat dipergunakan oleh banyak pengguna dalam waktu bersamaan. Dengan sekitar enam juta instalasi di seluruh dunia. MySQL tersedia dalam perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public Lisence (GPL) dan juga menjual dalam lisensi komersial untuk keperluan jika penggunanya tidak cocok menggunakan lisensi General Public Lisence.
Penggunaan MySQL yang merupakan sebuah database server sekaligus dapat sebagai client, dan dapat berjalan di multi-OS (operating system) memiliki keunggulan lainnya seperti OpenSource sehingga penggunanya tidak perlu membayar lisensi kepada pembuatnya. Dapat mendukung database dengan kapasitas yang sangat besar. Merupakan database management system (DBMS) yang mudah digunakan. Didukung oleh driver ODBC, sehingga database MySQL dapat diakses oleh aplikasi apa saja. Bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk mengakses MySQL diantaranya adalah dengan C, C++, Java, Perl, PHP, Phyton, dan APIs.

1.3.2        MyVbQL
MyVbQL adalah application programming interface (API) pada Visual Basic yang dibuat oleh icarz.Inc. MyVbQL merupakan alternatif dari penggunaan driver MS ADO MyODBC yang digunakan oleh pengguna Visual Basic untuk mengakses basis data MySQL. Pembuatan MyVbQL bertujuan untuk mengurangi ukuran setup perangkat lunak.

1.3.3    PhPMyAdmin
PhpMyAdmin adalah suatu alat bantu open source yang ditulis dalam PHP yang digunakan untuk menangani administrasi basis data Mysql yang diakses melalui web browser (internet explorer, fireFox, opera, dan lain-lain). Fasilitas yang tersedia pada PhpMyAdmin saat ini adalah dapat membuat dan menghapus database, membuat, menghapus dan menambah tabel, menghapus, mengedit dan menambah field, melakukan berbagai macam perintah SQL, mengatur kunci pada field, mengatur akses (privileges), mengekspor data ke berbagai format.

1.3.3        XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak gratis, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program untuk menjankan fungsinya sebagai server yang berdiri sendiri, yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrogramaan PHP dan Perl. XAMPP adalah nama yang merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas. XAMPP merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat mampu melayani halaman dinamis. Saat ini, XAMPP tersedia untuk sistem operasi Microsoft Windows, Linux, Sun Solaris dan Mac OS X.

2.      Database Bagi Pelaku Dunia Bisnis
Bagi pelaku bisnis pada saat ini bahkan menjelang pasar bebas yang akan segera bergulir, persaingan antar industri akan semakin ketat. Untuk dapat bersaing dan bertahan hidup, para pelaku bisnis perlu menetapkan harga jual yang tepat. Dalam rangka meningkatkan penjualan, pelaku bisnis tidak boleh menjual produkjadi dibawah harga pokok produksi, yang dapat mengakibatkan kerugian. Sebaliknya pelaku bisnis juga tidak bisa menetapkan harga jual yang terlalu tinggi, sehingga dapat memberi peluang kepada pesaing untuk menguasai pasar. Pelaku bisnis yang memiliki informasi biaya yang akurat, dapat menetapkan harga jual yang dapat bersaing dan tetap memperoleh keuntungan. Selain itu, informasi biaya dibutuhkan oleh manajemen untuk memutuskan bauran produk dan mengevaluasi kinerja. Informasi biaya juga digunakan untuk membuat laporan keuangan yang dibutuhkan oleh pihak eksternal. Sistem akuntansi biaya tradisional dirancang untuk membuat laporan keuangan dan manajemen produk, tetapi tidak dapat menyediakan informasi yang memadai untuk menangani produksi di lingkungan pabrik modern. Saat ini, banyak perusahaan industri beralih ke sistem Activity Base Costing (ABC), karena sistem ABC memberikan beberapa keuntungan antara lain.
a.       Informasi biaya lebih akurat, sehingga dapat  dibuat  keputusan  mengenai  bauran  produk  dan  harga  jual  yang  lebih  tepat.
b.      Informasi biaya lebih detil, sehingga dapat meningkatkan kemampuan manajemen untuk mengontrol dan mengendalikan total biaya.
c.       Informasi biaya dapat digunakan untuk merancang produk baru yang lebih murah dengan tetap mempertahankan mutu.
Namun sistem ABC lebih kompleks jika dibandingkan dengan sistem akuntansi biaya tradisional. Pada sistem ABC lebih banyak metode yang digunakan untuk mengalokasikan overhead pabrik dan mencatat semua aktivitas produksi yang menimbulkan biaya maupun yang tidak menimbulkan biaya secara lebih detil sehingga pembuatan perangkat database bagi dunia bisnis saat ini sangatlah diperlukan.

3.      Studi Kasus
Pada studi kasus ini akan dibahas tentang aktivasi subsistem produksi suatu perusahaan. Umumnya subsistem produksi terbagi atas empat aktivitas berikut: product design, planning and scheduling, production operations, dan cost accounting. Aktivitas dan aliran informasi antara aktivitas atau dengan sub sistem lain dapat dilihat pada Gambar 1. Informasi yang mengalir pada sub sistem produksi digunakan untuk menghasilkan keputusan, antara lain: berapa banyak dan kapan suatu produk harus diproduksi, metode apa yang harus digunakan, bagaimana cara mengalokasikan biaya, dan apakah investasi harus dilakukan.

3.1  Product Design
            Aktivitas pertama subsistem produksi adalah product design (lingkaran 1.0 pada Gambar 1). Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk merancang produk yang dapatmemenuhi kebutuhan pelanggan dalam hal: kualitas, kehandalan, dan kegunaan dengan biaya produksi seminimal mungkin.Dalam aktivitas ini diciptakan 2 dokumen, yaitu: Bill Of Materials (BOM) dan Operation List (OL). Dalam BOM dicantumkan kode, nama, dan jumlah bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan satu produk, dokumen BOM dapat dilihat pada Gambar 2. Sedangkan OL berperan juga sebagai routing sheet. OL mencantumkan langkah-langkah yang harus dikerjakan, mesin yang dibutuhkan, dan waktu yang diperlukan pada setiap langkah. Dokumen OL dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 1. Level 0 Data Flow Diagram subsistem Produksi.


Gambar 2. Contoh Dokumen Bill Of Material

3.2  Planning and Scheduling
            Aktivitas kedua subsistem produksi adalah planning and scheduling (lingkaran 2.0 pada Gambar 1). Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk merencanakan produksi seefisien mungkin dan dapat memenuhi pesanan pelanggan serta dapat mengantisipasi kebutuhan pelanggan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persedian barang jadi. Untuk keperluan tersebut perlu dibuat Master Production Schedule (MPS).

Gambar 3. Contoh Dokumen Operation List
            MPS menunjukkan berapa banyak produk yang harus diproduksi. MPS dibuat berdasarkan informasi pesanan pelanggan, ramalan penjualan, dan jumlah persediaan barang jadi. MPS harus bisa mengikuti perubahan kondisi pasar, untuk itu diperlukan sistem informasi produksi yang dapat menyajikan informasi yang tepat dan akurat, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Berdasarkan BOM dan MPS dapat ditentukan kapan bahan baku harus dibeli. Usulan pembelian bahan baku ditulis padapurchase requisition dan diserahkan ke bagian pembelian. Dokumen lain yang dihasilkan pada aktivitas planning and scheduling adalahproduction order dan material requisition. Dokumen production order digunakan untuk mengotorisasi pembuatan sejumlah produk. Dokumen ini mendaftarkan operasi-operasi yang harus dilakukan, jumlah yang harus diproduksi, dan lokasi produk jadi harus diserahkan. Dokumen production order dapat dilihat pada Gambar 4. Sedangkan dokumen material equisition digunakan untuk mengotorisasi pemindahan sejumlah bahan baku yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, dapat dilihat pada Gambar 5. Dokumen ini berisi nomor production order, tanggal dokumen diterbitkan, nama dan jumlah bahan baku yang diperlukan.

Gambar 4. Contoh Dokumen Production Order

Gambar 5. Contoh Dokumen Material Requisition
3.3  Production Operations
             Aktivitas ketiga subsistem produksi adalah proses produk yang sesungguhnya (lingkaran 3.0 pada Gambar 1). Pemindahan bahan baku atau produk jadi dalam proses produksi didokumentasi pada move ticket, yang dapat dilihat pada Gambar 6. Dokumen tersebut mencatat bahan baku yang ditransfer, lokasi tujuan, dan tanggal pemindahan. Sedangkan tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi dicatat dalam job time ticket, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Contoh Move Ticket

Gambar 7. Contoh Job Time Ticket

3.4  Cost Accounting
            Aktivitas terakhir subsistem produksi adalah cost accounting (lingkaran 4.0 pada Gambar 1). Dua tujuan utama sistem akuntansi biaya adalah menyediakan (1) informasi untuk perencanaan, pengawasan, pengevaluasian terhadap aktivitas produksi, dan (2) data biaya produksi yang akurat yang dapat digunakan dalam menetapkan harga dan bauran produk. Sebagai tambahan, sistem akuntansi biaya menyediakan informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan dan harga pokok penjualan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan.

4.      Pemodelan Database dari Studi Kasus
       Permasalahan utama dalam pemodelan ini adalah bagaimana merancang database, agar dapat menyajikan informasi secara cepat dan akurat. Untuk itu, dalam makalah ini dibahas pemodelan database dengan pendekatan semantic object model. Model data ini lebih mudah digunakan dan menghasilkan transformasi yang lebih normal, jika dibandingkan dengan entity relationship model yang umum digunakan.


Gambar 8. Rancangan Semantic Object Model Sub Sistem Produksi


Gambar 8. Lanjutan Rancangan Semantic Object Model Sub Sistem Produksi

       Dokumen yang digunakan dalam sub sistem produksi dianalisa object class-nya.Item yang se-object class dalam satu dokumen diberi nomor yang sama. Satu item dapat diberi nomor lebih dari satu, jika item tersebut berasal dari object class lain, misal: itemProduct No. Product No berperan sebagai attribute dari object BOM dan PRODUCT, untuk itu Product No dijadikan object attribute. Penomorannya dapat dilihat pada Gambar 2. Sedangkan gambar objectnya dapat dilihat pada Gambar 8.B. dan 8.C. Rancangan semantic object model secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 8.

5.      Rancangan Relational Database Subsistem Produksi
       Database relational paling banyak digunakan saat ini. Untuk itu tindakan selanjutnya adalah mentransformasikan rancangan semantic object model ke rancangan relational database, dengan langkah-langkahnya sebagai berikut.
a.       Setiap object ditransformasikan ke satu relation. Nama object dijadikan nama relation.
b.      Setiap single-value attribute pada object yang bersangkutan dijadikan attribute pada relation yang dibentuk. Nama single-value attribute dijadikan nama attribute pada relation. Setiap object identifier (yang diawali dengan ID) pada object yang bersangkutan dijadikan key attribute (diberi garis bawah) pada relation yang dibentuk. Contoh untuk langkah A dan B, object EMPLOYEE pada Gambar 8.I. ditransformasikan menjadi relation EMPLOYEE pada Gambar 9.M.
c.       Setiap multi-value simple maupun group attribute ditransformasikan ke satu relation. Relation diberi nama berdasarkan nama multi-value attribute yang bersangkutan. Key attribute pada relation yang dibentuk dari multi-value simple attribute adalah object identifier dari object yang bersangkutan. Sedangkan key attribute pada relation yang dibentuk dari multi-value group attribute adalah object dan group identifier dari object yang bersangkutan. Contoh multi value group attribute BOM Detail pada object BOM di Gambar 8.B. ditransformasikan ke relation BOM DETAIL seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.C.
d.      Cara mentransformasikan object attribute tergantung pada attribute cardinality untuk pair attribute yang bersangkutan, dengan ketentuan jika:
1.      relationshipnya 1:1, maka salah satu object identifier dari object yang bersangkutan dijadikan foreign key pada relation lain yang dibentuk. Umumnya object identifier dari object yang lebih dulu terbentuk, yang akan dijadikan foreign key pada relation lainnya. Contoh pair attribute BOM dan PRODUCT di Gambar 8.B. dan 8.C. Object instance product lebih dulu terbentuk, maka object identifier Product No dijadikan foreign key pada relation BOM.
2.      relationshipnya 1:N, maka object identifier dari pair attribute yang maksimumattribute cardinality-nya satu dijadikan foreign key pada relation lain yang dibentuk dari pair attribute yang maksimum attribute cardinalitynya N. Contoh pair attribute BOM dan RAW MATERIAL di Gambar 8.A. dan 8.B. Maksimum attribute cardinality Object RAW MATERIAL adalah satu, sedangkan maksimum attribute cardinality Object BOM adalah N, maka object identifier RAW MATERIAL dijadikan foreign key pada relation BOM DETAIL.
3.      relationshipnya N:M, maka dibentuk intersection relation yang berisi object identifier dari object link yang bersangkutan.
Hasil transformasi rancangan semantic object model ke rancangan relational database secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 9. Relation pada Gambar 9 sudah memenuhi aturan normalisasi, artinya attribute non key sudah tergantung secara penuh kepada key attribute, kecuali relation PRODUCTION ORDER. Hal tersebut tidak akan terjadi jika dokumen pada sub sistem pendapatan juga sudah dibuat semantic object model-nya.

Gambar 9. Rancangan Database Sub Sistem Produksi
      Kesimpulan
       Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan, semantic object model  adalah model data yang lebih mendekati pada pemahaman data pemakai. Dimana model data terbentuk dari hasil wawancara dan analisa terhadap semua dokumen-dokumen yang digunakan dalam suatu aktifitas, sehingga struktur data yang terbentuk bisa lengkap. Database relation hasil transformasi dari semantic object model kebanyakan sudah memenuhi aturan normal, karena hubungan antara dan arti data sudah dipikirkan sejak model data tersebut dibentuk.